Gangguan bahasa ekspresif
adalah kesulitan mengekspresikan maksud lewat bahasa lisan. Pemahaman bahasa si
anak lebih baik daripada kemampuannya untuk berkomunikasi. Ini bisa terjadi
karena trauma otak atau karena masalah perkembangan. Masalah perkembangan lebih
umum terjadi pada anak-anak. Anak-anak yang bermasalah bahasa ekspresif tidak
banyak bicara meskipun umumnya mereka mengerti bahasa yang ditujukan pada
mereka.
Bahasa ekspresif merupakan bahasa
yang berisi curahan perasaan. Kalimat ekspresif adalah kalimat yang memiliki
kata kerja menyatakan makna batin (ekspresif). Sedangkan kata ekspresif
bermakna ‘tepat (mampu) memberikan/mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan,
perasaan’. Kata kerja yang menyatakan perasaan batin digunakan di dalam kalimat
yang subjeknya berperan sebagai orang yang mengalami
Bahasa ekspresif adalah kemampuan
untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi tanda) atau
auditorik. Dalam gangguan berbahasa ekspresif, anak mengalami kesulitan
mengekspresikan dirinya dalam berbicara. Si anak tampak sangat ingin
berkomunikasi. Namun mengalami kesulitan luar biasa untuk menemukan kata-kata
yang tepat. Contoh: si anak tidak mampu mengucapkan kata “balon” ketika
menunjuk sebuah balon yang dipegang oleh temannya. Di usia empat tahun, anak
tersebut hanya mampu berbicara dengan kalimat yang pendek. Kata-kata yang sudah
dikasai terlupakan ketika kata-kata yang baru dikuasai dan penggunaan struktur
tata bahasa sangat di bawah tingkat anak seusianya.
Pada gangguan bahasa ekspresif,
secara klinis kita bisa menemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas
terbatas, membuat kesalahan dalam kosakata, mengalami kesulitan dalam mengingat
katakata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam
pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap
relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak
tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan
gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya. Jika anak akhirnya bisa
berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahan artikulasi seperti
bunyi th, r, s, z, y. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif
juga ikut mendukung diagnosis.
Gangguan bahasa ekspresif
(ungkapan), yaitu suatu gangguan yang terjadi saat seseorang menjalin
komunikasi yang ditandai dengan ketidakmampuan (deficit) dalam mengungkapkan
perasaan atau ide-idenya, meskipun pemahaman bicaranya normal (tidak mengalami
gangguan). Seorang anak dikatakan mengalami gangguan dalam bahasa ekspresif
bila terdapat jarak (discrepancy) antara apa yang dimengerti oleh anak (bahasa
reseptif) dengan apa yang ingin mereka katakan (bahasa ekspresif). Gangguan
berbahasa ekspresif harus dibedakan dengan gangguan lain yang saling berdekatan
yaitu gangguan berbahasa reseptif. Seseorang dikatakan memiliki gangguan
berbahasa yang sifatnya reseptif bila ia mengalami kesulitan dalam memahami
beberapa aspek dari bicara. Meskipun pendengaran mereka normal namun anak yang
memiliki gangguan ini tidak dapat memahami suara-suara, kata-kata atau
kalimat-kalimat tertentu. Penderita gangguan ini mengalami kesulitan memahami
bagian tertentu dari kata-kata atau pernyataan-pernyataan, misalnya kalimat
atau pernyataan yang berbentuk “jika … maka …”. Dalam beberapa kasus yang
berat, anak tidak mampu memahami kosa kata dasar atau kalimat sederhana, dan
kemungkinan besar mereka juga mengalami ketidakmampuan mengolah suara,
simbol-simbol, menyimpan (storage), memanggil (recall) dan merangkai (sequencing)
melalui pendengaran (auditori).
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan gangguan komunikasi menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan komunikasi antara lain adalah faktor genetik, fungsi otak, infeksi telinga dan lingkungan yang berisiko.
Gangguan bahasa ekspresif dan
gangguan komunikasi lain yang sejenis, merupakan gangguan yang dapat dikoreksi
oleh anak secara mandiri bersamaan dengan berjalannya waktu pada usia sekitar 6
tahun, tanpa memerlukan intervensi atau penanganan khusus. Meskipun demikian
orang tua dianjurkan untuk mencari pertolongan dalam rangka memahami
keterlambatan bicara anak dan untuk memastikan bahwa mereka telah melakukan
semua yang mungkin dapat dilakukan dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak.
Seorang anak berusia 4 tahun bisa
saja mengerti cerita yang dibacakan untuknya, tapi dia tidak bisa menceritakan
kembali isinya bahkan dengan kalimat-kalimat naratif pendek. Permainan khayal
dan penggunaan bahasa untuk fungsi sosial (misalnya dalam percakapan, sikap)
juga bisa terpengaruh dari terbatasnya kemampuan bahasa ekspresif si anak.
Gangguan ini mengakibatkan kesulitan bermain dengan anak-anak sebayanya.
Anak-anak ini sebetulnya ingin mengatakan banyak hal tapi tidak dapat mengingat
kata-kata yang diperlukan. Beberapa anak tidak bermasalah dengan
kalimat-kalimat dasar yang mudah tapi mengalami kesulitan mengingat dan
mengatur kata dan kalimat untuk menyampaikan sesuatu yang lebih kompleks. Ini
bisa terjadi waktu mereka mencoba menggambarkan, memberi definisi, atau menjelaskan
suatu informasi atau menceritakan kembali sebuah kejadianEkspresi bahasa
memiliki enam komponen, yaitu:
- Fonem, yaitu satuan terkecil dari bunyi ujaran yang
dapat membedakan arti.
- Morfem, merupakan unit terkecil dari bahasa yang
mengandung makna.
- Sintaksis, yaitu berkenaan dengan tata bahasa
bagaimana kata-kata disusun untuk membentuk kalimat
- Semantik, berkenaan dengan frasa, klausa, dan
kalimat.
- Prosodi, berkenaan dengan penggunaan irama yang
layak, intonasi, dan tekanan pola-pola bahasa.
- Pragmatik, berkenaan dengan cara menggunakan bahasa
dalam situasi sosial yang sesuai.
5 gangguan ekspresi bahasa
- Kekurangan Kognitif Kesulitan memahami dan
membedakan makna bunyi wicara. Anak sering memiliki problema auditoris,
yaitu kesulitan untuk memahami dan membedakan makna bunyi wicara. Kondisi
semacam itu menyebabkan anak rnengalami kesulitan untuk merangkai fonem,
segmentasi bunyi, rnembedakan nada, mengatur kenyaringan, dan mengatur
durasi bunyi. Kesulitan membentuk konsep dan mengembangkannya ke dalam
unit-unit semantik. Pemahaman terhadap unit-unit semantik (kata dan
konsep) menunjukkan adanya pengetahuan tentang kekeluargaan kata secara
tepat. Banyak di antara anak-anak berkesulitan belajar yang merniliki
masalah dalam pembentukan konsep dan dalam menghubungkan unit-unit
semantik. Kesulitan Mengkiasifi kasikan Kata. Anak berkesulitan belajar
sering mengalami kesulitan dalam mengelompokkan kata-kata. Kesulitan dalam
relasi semantik. Anak berkesulitan belajar sering mengalami kesulitan
untuk menemukan dan menetapkan kata yang ada hubungannya dengan kata lain.
Kesulitan dalam memahami sistem semantik. Banyak anak berkesulitan belajar
yang memiliki kesulitan dalam membaca pemahaman, dalam matematika, dan
dalam penalaran ruang dan waktu. Kesulitan ini diduga berkaitan dengan
adanya kesulitan dalam
·
pemrosesan bahasa auditoris. Anak berkesulitan belajar sering mengalami
kesulitan dalam bercerita dan penjelasan mereka sering tidak tersusun secara
baik dan benar. Transformasi semantik. Anak berkesulitan belajar .sering
mengalami kesulitan dalam pembuatan transformasi semantik sehingga mengalami
kesulitan dalam menggunakan kata banyak makna, langgam suara (idioms), dan
kiasan (metaphors). Implikasi semantik. Anak berkesulitan belajar sering
rnengalami kesulitan dalam memahami pepatah, cerita perumpamaan, dongeng, atau
mitos.
·
Kekurangan dalam Memori Hasil-hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak berkesulitan belajar sering memperlihatkan kekurangan dalam memori
auditoris. Adanya kekurangan dalam memori auditoris tersebut dapat menimbulkan
kesulitan dalam memproduksi bahasa. Sering memperlihatkan adanya kekurangan
khusus dalam mengulang urutan fonem, mengingat kembali kata-kata, mengingat
simbol, dan memahami hubungan sebab-akibat.
· Kekurangan
Kemampuan Menilai Penilaian merupakan bagian integral dari proses bahasa
karena menjadi jembatan antara pemahaman dengan produksi bahasa. A berkesulitan belajar sering memiliki
kesulitan daiam menilai kemantapan atau keajegan arti dari suatu kata baru
terhadap informasi yang telah mereka peroleh sebelumnya. Akibatnya, anak
mungkin akan menerirna saja kalimat atau kata yang salah. Anak juga sering
mengalami kesulitan dalam mengenal kesalahan-kesalahan sintaksis, dan setelah
mereka tahu kesalahan-kesalahan tersebut, mereka juga tidak dapat
memperbaikinya.
- Kekurangan
Kemampuan Produksi Bahasa Produksi bahasa akan dipermudah oleh adanya
kemampuan mengingat, perilaku afektif dan psikomotorik yang baik. Karena
anak-anak berkesulitan belajar umumnya memiliki taraf perkembangan berbagai
kernampuan tersebut secara kurang memadai, maka mereka banyak yang
mengalami kesulitan dalam memproduksi bahasa. Ada dua jenis kemampuan
produksi bahasa, kemampuan produksi konvergen dan kernampuan produksi
devergen. Kemampuan produksi konvergen berkenaan dengan kemampuan
menggambarkan kesimpulan logis dari informasi verbal dan memproduksi
jawaban semantik yang khas. Kemampuan produksi devergen berkenaan dengan
kelancaran, keluwesan keaslian, dan keluasan bahasa yang diproduksi.
Kemampuan produksi konvergen dapat dilihat dari kernarnpuan anak dalam (1)
mengucapkan kata-kata dan konsep-konsep, (2) melengkapi asosiasi verbal
dan analogi, (3) merumuskan gagasan dan problema-problema verbal, (4)
merumuskan kembali konsep dan ide, dan (5) merumuskan berbagai alternatif
pemecahan rnasalah. Anak-anak berkesulitan belaiar umumnya rnemiliki
kesulitan dalam produksi konvergen maupub devergen
- Kekurangan Pragmatik Anak
berkesulitan belajar umumnya memperlihatkan kekurangan dalam mengajukan
berbagai pertanyaan, memberikan reaksi yang tepat terhadap berbagai pesan,
menjaga atau mempertahankan percakapan, dan mengajukan sanggahan
berdasarkan argumentasi yang kuat. Anak berkesulitan belajar umumnya juga
kurang persuasif dalam percakapan, lebih banyak mengalah dalam percakapan,
dan kurang mampu mengatur cara berdialog dengan orang lain.
Perkembangan Normal Bahasa Ekspresif
Pada Anak
- Kelahiran Bayi
yang baru lahir membuat suara yang membiarkan orang lain tahu bahwa mereka
mengalami kesenangan atau penderitaan.
- 0-3 Bulan Bayi Anda tersenyum pada Anda ketika Anda masuk
ke tampilan. Dia
mengulangi suara yang sama banyak dan “berbisik dan goos” bila konten. Teriakan “membedakan”. Itu berarti, bayi menggunakan menangis berbeda
untuk situasi yang berbeda. Misalnya, salah satu menangis berkata “Aku lapar”
dan yang lain mengatakan “Saya sakit”.
- 4-6 bulan Gemericik suara atau “bermain vokal” terjadi saat
Anda sedang bermain dengan bayi Anda atau ketika mereka menempati sendiri
bahagia. Mengoceh
akan benar-benar mendapat dalam rentang usia ini, dan bayi Anda
kadang-kadang akan terdengar seolah-olah dia adalah “berbicara”. Ini “pidato-seperti” mengoceh mencakup banyak
suara termasuk) bilabial (dua bibir bunyi “p”, “b” dan “m”. Bayi dapat memberitahu Anda, menggunakan suara
atau isyarat bahwa mereka menginginkan sesuatu, atau ingin Anda melakukan
sesuatu. Mereka bisa membuat sangat “mendesak” suara untuk meminta Anda ke
dalam tindakan.
- 7-12
bulan Hal ini karena sekarang termasuk konsonan lebih, serta vokal
panjang dan pendek.mDia menggunakan pembicaraan atau suara lainnya (yaitu,
selain menangis) untuk mendapatkan perhatian dan memegang dengan jelas.’s
Bayi pertama Anda Dan kata-kata (mungkin tidak berbicara dengan
sangat) telah muncul! (“Mama”,
“Doggie”, “Night” Night, “Bye Bye”).
- 1-2
tahun Bayi akan menanyakan
pertanyaan 2 kata seperti “Di mana bola?” “Apa itu?” “Lebih chippies”? “Apa itu,?” Dan menggabungkan
dua kata dengan cara-cara lain untuk membuat Tahap 1
Kalimat Jenis (“Birdie
pergi”, “Tidak” anjing, “push Lagi”). Kata-kata menjadi lebih jelas sebagai konsonan
awal lebih banyak digunakan dalam kata-kata.
- 2-3
tahun Bisa merangkai 2-3 kata. Dia tampaknya memiliki kata hampir segalanya. Ucapan-ucapan biasanya satu, dua atau tiga kata
yang panjang dan anggota keluarga biasanya dapat memahami mereka. Anak Anda mungkin meminta, atau menarik perhatian
Anda untuk sesuatu dengan menamai itu (“Gajah”) atau salah satu atributnya
(“Big)!” atau komentar (“Wow!”).
- 3-4
tahun Dapat menggabungkan empat
atau lebih kata-kata berbicara dalam satu kalimat. Berbicara hal-hal yang
terjadi jauh dari rumah, dan tertarik dalam berbicara tentang pra-sekolah,
teman, wisata dan pengalaman menarik. Bicara semakin fasih dan
jelas dan “orang lain” dapat memahami apa yang dikatakan anak Anda
sebagian besar waktu. Jika gagap terjadi, melihat-bahasa patolog gangghuan bicara Gagap bukan merupakan bagian normal dari belajar
untuk berbicara, dan tidak adalah suara serak yangpersisten
- 4-5 tahun Anak berbicara dengan jelas dan fasih dalam yang
mudah untuk mendengarkan-suara-. Ia dapat membangun dan rinci kalimat panjang
(“Kami pergi ke kebun binatang tapi kami harus pulang lebih awal karena
Josie merasa tidak enak badan”). Dia atau dia bisa kirim dan terlibat cerita
panjang menempel topik, dan menggunakan “dewasa seperti” tata bahasa. Kebanyakan suara diucapkan dengan benar, meskipun
ia mungkin lisping sebagai empat tahun, atau, pada lima, masih memiliki
kesulitan dengan “r”, “v” dan “th”. Anak Anda dapat berkomunikasi dengan mudah dengan
orang dewasa dan akrab dengan anak-anak lainnya. Mereka mungkin mengatakan fantastis “cerita
tinggi” dan orang asing terlibat dalam percakapan saat Anda pergi
bersama-sama.
- Tanda-tanda gangguan bahasa ekspresif
- Berikut ini adalah gejala yang paling umum
gangguan komunikasi. Namun, setiap anak mungkin mengalami gejala yang
berbeda.
- Mungkin tidak berbicara sama sekali, atau mungkin
memiliki kosakata yang terbatas untuk usia mereka.
- Apakah kesulitan memahami petunjuk sederhana atau
tidak mampu untuk nama benda
- Menunjukkan masalah dengan sosialisasi.
- Ketidakmampuan untuk mengikuti arah tetapi
pemahaman menunjukkan dengan rutin, arah berulang-ulang.
- Echolalia (mengulangi kembali kata-kata atau
frasa baik langsung atau di lain waktu.)
- Ketidaksesuaian tanggapan ke “wh” pertanyaan
- Kesulitan tanggapan yang sesuai untuk: ya / tidak
pertanyaan, baik / atau pertanyaan, siapa / apa / mana pertanyaan, ketika
/ mengapa / bagaimana pertanyaan
- Mengulang kembali pertanyaan pertama dan kemudian
menanggapi mereka
- Aktivitas tinggi tingkat dan tidak menghadiri
untuk bahasa lisan
- Jargon (bicara tidak dapat dimengerti)
- Menggunakan “hafal” frase dan kalimat
- Memiliki masalah dengan kata-kata atau kalimat,
baik pemahaman dan berbicara mereka
- Mempunyai masalah gangguan belajar dan kesulitan
akademis
- Diagnosis
- Untuk mendiagnosa gangguan bahasa ekspresif, anak
harus tampil di bawah rekan-rekan mereka pada tugas-tugas yang memerlukan
komunikasi dalam bentuk bicara. Hal ini dapat sulit untuk menentukan
karena harus ditunjukkan bahwa seseorang memahami materi, tetapi tidak
bisa mengekspresikan pemahaman itu. Oleh karena itu, tes non-verbal harus
digunakan selain untuk tes yang membutuhkan jawaban lisan.
- Pendengaran juga harus dievaluasi, karena anak
yang tidak mendengar dengan baik memiliki masalah menyusun kalimat yang
sama dengan anak dengan gangguan bahasa ekspresif. Pada anak-anak yang
agak tuna rungu, masalahnya sering dapat diatasi dengan menggunakan alat
bantu dengar untuk meningkatkan anak mendengar dalam. Selain itu,
anak-anak yang berbicara dengan bahasa lain selain Bahasa Inggris (atau
dominan bahasa mereka dari masyarakat) yang di rumah harus diuji bahwa
bahasa jika memungkinkan. Kemampuan anak untuk berkomunikasi dalam bahasa
Inggris dapat menjadi masalah, bukan anak kemampuan untuk berkomunikasi
secara umum.
- The Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan
Mental,DSM-IV-TR), edisi keempat, teks revisi (empat kriteria untuk
mendiagnosis gangguan bahasa ekspresif. Anak berkomunikasi menggunakan
bicara pada tingkat yang kurang berkembang dari yang diharapkan untuk atau
wanita kecerdasan dan kemampuan untuk mengerti bahasa lisan. Ini masalah
dengan komunikasi menggunakan pidato harus menciptakan kesulitan bagi anak
dalam kehidupan sehari-hari atau dalam mencapai tujuan. Anak harus
memahami apa yang sedang dibicarakan pada tingkat yang sesuai dengan usia,
atau pada tingkat perkembangan yang konsisten dengan anak. Jika tidak,
diagnosis harus dicampur bahasa ekspresif gangguan-reseptif. Jika anak
mengalami keterbelakangan mental , pendengaran yang buruk, atau masalah
lain, kesulitan dengan pidato harus lebih besar dari umumnya terkait
dengan anak cacat yang telah.
- Penanganan
- Penanganan yang digunakan untuk gangguan bahasa
ekspresif.Harus melibatkan anak dengan ahli terapi bicara pada
jadwal rutin dan berlatih bicara dan keterampilan komunikasi. Melibatkan
anak orang tua dan guru bekerja sama untuk menggabungkan bahasa lisan
bahwa anak kebutuhan dalam kegiatan sehari-hari dan bermain. Kedua jenis
perawatan dapat efektif, dan sering digunakan bersama.
- Pendekatan task analysis approach merupakan
suatu pendekatan yang diterapkan
·
dalam upaya penanggulangan kesulitan bahasa. Pendekatan ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak berkesulitan bahasa dengan jalan
menganalisis arti kata (semantik), struktur bahasa (sintak dan morphologi) dan
fungsi bahasa (pragmatik) secara bertahap dan dalarn tugas yang diuraikan
secara rinci. Sebagai contoh ” makan” untuk rnenjelaskan makna makan maka pada
anak diperlihatkan baik secara kongkrit ataupun melalui media (gambar, rekaman.
dll) kegiatan individu yang sedang makan, diperlihatkan proses yang dilakukan
dalam kegiatan makan, diperlihatkan perbandingan kegiatan makan dengan kegiatan
yang lain seperti kegiatan dalam mencuci piring. Dalam setiap proses yang
dilakukan dalam kegiatan tersebut, guru menyebutkan nama kegiatan yang sedang berlangsung
dan meminta anak untuk menanggulanginya. Kegiatan ini dilakukan secara
berkelanjutan sampai anak dapat memahami berbagai konsep yang berkaitan dengan
kata “makan”
·
Pendekatan Perilaku untuk mengatasi masalah bahasa yang dialami
anak yang berkesulitan bahasa dengan jalan melakukan perubahan perilaku
berbahasa dan berkomunikasi yang diperlihatkan anak atau behavior modification.
Dalam prosedur pelaksanaannya, pendekatan ini dilakukan dengan memperhatikan
interaksi interpersonal anak dengan teman-teman sebayanya atau orang ,vang
berada di sekitarnya, dan ungkapan-ungkapan verbal yang diperlihatkan oleh
anak. Hasil observasi tersebut akan menjelaskan apakah perilaku anak dalam
melakukan ungkapan verbal sesuai atau tidak sesuai dengan konteksnya dan temuan
ini menjadi dasar untuk program remedial yang ditekankan pada perubahan
perilaku yang bertujuan untuk perbaikan atau perubahan perilaku berbahasa dalam
berkomunikasi, khususnya. dalam bahasa verbal.
- · Pendekatan
Proses Pendekatan proses adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk
memperkuat dan menormalisir proses yang berkaitan dengan proses dasar
bahasa yaitu proses penerimaan
bahasa dan proses rnengekpresikan bahasa. Dalam pelaksanaannya, pendekatan
proses menekankan pada intervensi dalam bidang persepsi auditori, ingatan.
asosiasi. Interpretasi dan ekspresi verbal. Kegiatan remedial
(penanggulangan masalah kesulitan belajar) ditujukan untuk memperkuat
pemahaman bahasa dan keterkaitan integratif antara persepsi auditori,
ingatan. asosiasi, interpretasi yang sangat diperlukan dalam ekspresi
verbal. Kegiatan ini dilakukan secara lisan dan tertulis.
- Pendekatan
Interpersonal Interakfif Pendekatan interpersonal interaktif (personal
interactive approach) bertujuan untuk memperkuat kemampuan bahasa dalam
bidang pragmatik dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak yang
berkesulitan bahasa. Secara khusus, tuiuan dari pendekatan ini adalah
untuk memperkuat kemampuan dalam menginterpretasikan isyarat-isyarat
bahasa secara kontekstual yang dapat merubah makna dari suatu ekspresi
verbal. Seperti dalam ungkapan “Bukakan pintu” adalah kalimat perintah.
kalimat ini akan berubah maknanya apabila diungkapkan dalam ekspresi
verbal yang rnembentak “Bukakan pintu!” yang dapat diinterpretasi suatu
ungkapan verbal yang menunjukkan kemarahan.
- Pendekatan
Pengaturan sistem Lingkungan secara Menyeturuh Pendekatan
Pengaturan sistem lingkungan secara menyeluruh (total environment system
approach) bertujuan untuk melakukan intervensi bahasa dengan melakukan
pengaturan sistem lingkungan secara menyeluruh, yang mencakup situasi dan
peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya yang dapat mendorong anak
untuk melakukan berbagai interaksi dalam berkomunikasi dan mengekspresikan
bahasa verbal. Pendekatan holistik yang dilakukan melalui pengaturan
sistem lingkungan secara menyeluruh atau disebut dengan istilah “A Whole
Language Aproach” merupakan pendekatan yang sangat efektif, khususnya
untuk memperkuat kemampuan dan adaptasi berkomunikasi dalam berbagai
bidang pekerjaan dan berbagai profesi. A whole Language Aproach juga
sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan bahasa dan komunikasi anak
usia dini, terutama bagi anakyang telah menguasai kemampuan dalam
aturan-aturan dasar berbahasa (basic linguistic rules), ekspresi verbal
dan pemahaman ungkapan bahasa verbal. Dengan demikian kemampuan menulis
dan ungkapan tertulis tidak menjadi prasyarat dalam pelaksanaan pendekatan
ini.